MERISUM
Nama:
Anna Mila
nim: 123911036
mata kuliah : Pengantar Studi Islam
Judul buku : studi islam kontemporer
dosen pengampu: M. Rikzha Chamami, MSI
nim: 123911036
mata kuliah : Pengantar Studi Islam
Judul buku : studi islam kontemporer
dosen pengampu: M. Rikzha Chamami, MSI
Bab 1 : Pasang surut kebangkitan kebudayaan dan keilmuan potret disintegrasi
Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah merupakan sebuah
pemerintahan islam yang di dirikan oleh
keturunana al-Abbas paman nabi Muhammad. Dinasti ini berpusat di Baghdad dan
berkuasa selama kurang lebih 508 tahun (750 M-1258 M). Sistem pemerintahan yang
professional membuat dinasti ini sangat berkembang sehingga kebudayaan dan
ilmu-ilmu disini sangat berkembang pesat. Diantara ilmu-ilmu yang berkembang
yaitu ilmu tafsir, ilmu fiqih, ilmu nahwu, ilmu sejarah,ilmu filsafat, ilmu
hukum, ilmu kedokteran,ilmu astronomi dll. Pada masa ini juga muncul empat madzhab fiqih
diantaranya Imam abu Hanifah (700-767 M), Imam Malik (713-795 M), Imam Syafi’i
(767-820 M), dan Imam ibnu Hambal (780-855 M) dan masih banyak lagi
mujtahid-mujtahid yang lain.
Namun pada tahun (950-1050 M)
dinasti Abbasiyah mengalami disintregasi dikarenakan ada beberapa faktor
diantaranya pertama, munculnya
dinasti-dinasti kecil di Barat maupun di Timur Baghdad. Kedua, adanya perebutan
kekuasaan oleh dinasti Buwaihi dari Persia dan Saljuk dari Turki. Ketiga,
lahirnya perang salip yang berlangsung (1095-1291 M). Ini semua yang mengakibatkan
pasang surutnya sistem pemerintahan dinasti Abbasiyah sampai mengalami
kemunduran dan kehancuran pada tahun (1050-1250 M).
bab II : Kajian kritis dialektika fenomenologi dan islam
Fenomenologi berasal dari kata
fenomen yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata dan semua. Untuk
mencari otentitas islam, tanda-tanda tuhan kita perlu menggunakan metode
pendekatan fenomenologi. karena suatu gelala atau peristiwa tidak harus diamati
dengan indera, namun bisa juga dengan batiniah.
pendekatan fenomenologi merupakan
pendekatan yang mengemukakan bahwa objek ilmu tidak terbatas pada objek empirik
namun mencakup persepsi, pikiran, kemauan, dan keyakinan subjek tentang suatu
hal. Objek yang diteliti biasanya mengarah pada kondisi dan pengalaman rohani.
Kajian ini muncul karena adanya ketidakpuasan para agamawan terhadaap kajian
historis yang hanya mengkaji aspek-aspek normativitas saja. Pendekatan
fenomenologi mempunya ibanyak kecenderungan mengungkapkan kondisi apa adanya
sesuai dengan realitas.
bab III : Filsafat materealisme karl mark dan friedrick engels
filsafat merupakan
ilmu yang menyelidiki dan menentukan tujuan terakhir serta makna terdalam dari
realita manusia. Filsafat juga disebut sebagai ilmu fikir. Aliran filsafat ini
sudah bnyk berkembang hingga sekarang. Namun ada juga aliran positivism dan
aliran materialism yang dipelopori oleh karl mark dan friedrich engels . mark
dan engels dijuluki sebagai “bapak komunis”.
Karl mark adalah
seorang yang berkepribadian kuat,seorang pemikir yang kuat. Ketika diskusi
kelompok ia orang yang paling ditakuti sampai tidak ada yang mau berteman
dengannya. Hanya engelslah yang mau menjadi sahabat dekatnya. Engels sering
membantu mark dalam karirnya. Mark juga ahli filsafat, politik dan pakar teori
kemasyarakatan
Mark dan engels berprinsip pada
materialisme yaitu menganggap bahwa materi adalah yang yang utama, sementara
pikiran, ide, gagasan hanyalah sebuah refleksi. Karena prinsip tersebut sejalan
dengan tema pemikiran marx yaitu, keyakinan bahwa realitas ekonomi menentukan
perilaku manusia dan tesis bahwa sejarah manusia adalah orang-orang yang
bekerja untuk mencari kekayaan.
Marx dan Hangels
mempunyai berpengaruh pada dunia politik internasional. Marx lebih cenderung
menggunakan metode materialism dialektis, sedangkan Hangels menggunakan metode
materialism historis yaitu memusatkan pikirannya pada sejarah.
Bab IV : Skeptisisme
otentitass hadits : kritik orientalis Igna Goldzier
Hadits merupakan
sumber hukum yang kedua setelah alqu’an yang disandarkan kepada rasulullah.
Dikalangan ulam’ islam mempercayai adanya hadits dan mencoba mengkritik hadits
untuk mengetahui apa yang terkandung dalam hadits tersebut, namun dikalangan
orientalis meragukan hadits dan menganggap bahwa kritik hadits bukan murni dari
kalangan islam. Adapun para orientalis tersebut diantaranya Ignaz Goldziher,
Joseph Scacth dan G.H.H Juynboll.
Ignaz adalah
seorang orientalis Hongoria keturunan dari keluarga Yahudi. Ia seorang kritik
hadits yang punya intelektual yang tinggi. Ia tidaklah menkritik apa yang
terkandung dalam hadits melainkan mencari kelemaha-kelemahan dan menyimpulkan
bahwa hadits hanayalah rekayasa umat islam saja. Ignaz juga mempunyai pandangan
bahwa hadits dan sunah itu berbeda. Hadits merupakan suatu disiplin ilmu dan
sunah adalahaturan-aturan praktis. Ia tidak percaya bahwa hadis benar-benardari
rasul, namun ia masih menyakini hadits sebagai sumber hukum kedua bagi umat
islam.
Untuk menentang
bantahan Ignaz dengan cara mengumpulkan sejumlah bukti bahwa hadits benar-benar
dari Nabi Muhammad saw, namun itu sangat sulit melihat pada abad pertama
masyarakat hijriyyah sama sekali tidak mendukung pemeliharaan hadits. Maka
hanya dengan melihat kembali pada masa dinasti umayyah dan abbasiyyah dimana
pada pada masa tersebut merupakan masa pengumpulan dan pengembangan hadits.
Bab V : Telaah sosio-kultural : manhaj ahlul Madinah
Masalah-masalah
yang timbul dalam istimbat hukum merupakan masalah yang sangat penting untuk di
kaji, misalnya syari’at yang berlaku untuk orang-orang terdahulu apakah masih
berlaku buat kita atau sudah di hapuskan dalam al-qur’am dan hadits. Ini
menjadi tugas berat bagi para fuqaha dan muhandisin
Kita mengenal
Ahlul madinah atau ahlul hadits merupakan alirantradisional yang dalam
ijtihadnya merujuk pada al-qur’an dan hadits, tidak senag menggunakan kajian
nalar rasional dan angat hati-hati dalam member fatwa. Madzhab-madzhab yang
yang terkanal sebagai ahlul hadits yaitu madzhab syafi’i, hambali dan maliki.
Sedangkan ahlul
ra’yi merupakan kelompok ahlul hadist yang lebih mendahulukan hadits-hadits
nabi dari pada pendapat akal. Adapun ahlul hadits yang menggunakan ra’yu yaitu
umar bin khatab, Abdullah ibnu umar. Ahlul ra’yi sering disebut madarasah ra’yu
atau madrasah kufah karena banyak yang bertempat tinggal di kuffah.
Bab VI : Postmodernisme : relitas filsafat kontemporer
Postmodernisme
merupakan upaya untuk mencari kebaruan, eksperimentasi, dan revolusi kehidupan
terus-menerus. Upaya yang dialakukan postmodernisme adalah membongkar dan
menghancurkan narasi yang dihasilkan dari sebuah ideology dan pemikiran
hegemonic dan yang menguasai kultur pengetahuan masyarakata. Sejumlah ahli
mendeskripsikan posmo sebagi menolak rasionalitas.
Kajian post
moderent dan islam pernah di tulis oleh Akbar S Ahmad yang berjudul postmodernisme dan islam ia mengatakan
pada prinsipnya postmodern mengandung harapan dan ancaman. Postmodernisme juga
patut menjadi diskursus yang hsngat di diskusikan di rancah dunia
internasional.
Bab VII : Potret metode dan corak tafsir al-azhar
Agama membutuhkan tafsir untuk
memudahkan umatnya dalam memahami tuhan dan kitab sucinya .salah satu kitab
tafsir yang terbit di Indonesia adalah tafsir al-azhar. Hamka adalah seorang
pemikir muslim yang berhasil menerbitkan beberapa tafsir al-qu’an dengan
menggunakan metode analitis,kombinasi al-adabi al-ijtima’-sufi.
Penafsiran hamka mampu menyentuh
hati nurani, sehingga kita sadar akan kelemahan kita, kita mampu memiliki
wawasan yang luas.
Bab VIII : Diskursus metode hermeneutika al-qur’an
Terminology
hermenuetika merupakan paradikma ilmu yang terkait dengan penafsiran teks-teks
al-qur’an. Tugas dari hermeneutika adalah menerjemahkan pesan-pesan sehingga
dapat dimengerti oleh manusia. Contoh pesan yang terdapat dalam kitab, yang
dipercaya merupakan perwujudan dari
firman tuhan pada masa dlu sangat membutuhkan penafsiran shingga dimengerti
pada masa skrang
Dalam
perkembangannya hermeneutika mengalami perkembangan dan perubahan-perubahan
persepsi dan model pemakaiannya.
Bab IX : jawa dan tradisi islam penafsiran historiografi jawa Mark
R Woodward
Woodward adalah
seorang professor islam yang menyatakan bahwa islam ada;ah islam buakn hindu
atau budha sebagaimana dituduhkan oleh geezt dan sajatawan lainnya. Ia adalah
seorang antropologi yang otoritas keilmuannya diakui dalam meneliti pengaruh
islam dalam tradisi jawa dan beliau sangat kritis terhaap karya geertz.
Geertz dalam karyanya membagi islam jawa
dengan abangan, santri dan kiyai. Ia ingin menunjukkan bahwa itu semua tidak
terlepas dari proses pengenalan dan dakwah islam. Kelemahan dari geertz kurang
memahami tradisi jawa.
Bab X : Reinterpretasi profil peradaban islam
Kebudayaan
(culture) merupakan usaha manusia untuk mengembangka rasa, cipta, dam karyanya.
Sedangkan peradaban adalah bentuk kebudayaan yang ideal sehingga menunjukkan
kemajuan dan kemakmuran suatu masyarakat. Kebudayaan dan peradaban islam
berawal di arab karena islam pertama kali tersebar di kawasan semenanjang arab.
Ada beberapa
Negara yang menjadi tolak ukur berkembangnya kebudaan dan peradaban islam yaitu
Baghdad, kairo (mesir), Persia, turki. Banyak sekali pakar-pakar ilmuan yang
muncul dari dinasti-dinasti yang berkembang pada masa itu.
Seiring
berkembangnya zaman muncul juga peradaban barat yang diperoleh melalui
pendekatan-pendekatan akademis yang didasarkan pada rasionalisme, empirisme,
dan positivisme.
Kebebihan buku
Buku ini dapat
memberikan pengetahuan bagi kita, denagn adanya buku ini kita bisa mengetahui
apa itu studi islam dengan sub bab yang terkandung di dalamnya.
Kekuranagan
Buku ini sudah
sangat bagus sekali, namun dalam
penggunaan bahasanya masih tinggi tarafnya, jadinya agak sulit untuk memahami
kandungan di dalamnya. Ada beberapa kata yang masih salah pengetikannya.
Demikian dari saya
kurang lebihnya saya mohon maaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar